Friday 12 December 2008

AUDIO AMPLIFIER

A. AUDIO AMPLIFIER

Audio artinya suara, dan amplifier artinya penguat. Dengan demikian, audio ampliflier adalah suatu rangkaian elektronik yang berfungsi untuk menguatkan sinyal ( getaran sinyal ) pada alat-alat yang dapat menghasilkan suara, seperti radio, tape cassetterecorder, mikrofon, dan piringan hitam.

Salah satu unit dalam system audio yang banyak berpengaruh pada hasil akhir system audio yang banyak berpengaruh pada hasil akhir system audio adalah satuan amplifier. Adapun diagram blok audio amplifier dapat dilihat pada gambar 1.1 di bawah ini.

Dari Gambar 1.1 dan 1.2 terlihat bahwa sinyal yang berasal dari input sinyal selanjutnya akan dikuatkan oleh penguat awal ( pre amplifier ), kemudian dalam penguat penggerak atau penguat pengendali ( driver ) dan dalam penguat akhir.

1. Input Sinyal

Input sinyal merupakan bagian audio amplifier yang berfungsi sebagai pengubah getaran mekanik berupa bunyi menjadi getarn-getaran listrik berupa sinyal. Alat-alat yang dapat menghasilkan input sinyal ini adalah radio, piringan hitam, dan lain-lain. Daya sinyal yang berasal dari alat-alat ini memiliki amplitudo yang sangat kecil hanya berapa milivolt, sehingga belum mampu menggetarka pengeras suara ( mikrofon ).

2. Penguat awal ( Pre Amplifier )

Penguat awal ( Pre Amplifier ) merupakan bagian yang memiliki fungsi menguatkan daya sinyal yang dikeluarkan oleh input sinyal. Atau dengan kata lain, penguat awal berfungsi sebagai penguat sinyal audio yang masih lemah.

Adapun sinyal yang dikuatkan oleh penguat awal adalah amplitude tegangan sinyal, sehingga dihasilkan intensitas tegangan sinyal audio yang akan dikuatkan lagi oleh power amplifier. Rangkaian penguat awal (pre amplifier) ini terdiri dari alat pengatur suara (volume), penagtur nada rendah (bass) dan pengatur nada tinggi (treble). Rangkaian penguat awal (pre amplifier) dapat dilihat pada gambar 1.3.

3. Pengatur Nada (Tone Control)

Pengatur nada (tone control) adalah bagian yang berfungsi untuk mempengaruhi (mengubah-ubah) tanggapan frekuensi dari system penguat. Dengan pengatur nada ini dibuat agar:

a. Semua frekuensi dari yang terendah sampai yang tertinggi dikuatkan oleh pengatur yang sama.

b. Nada-nada rendah (nada bass) dan nada-nada tinggi (treble) dapat lebih dikuatkan.

Rangkaian pengatur nada (tone control) dapat dilihat pada gambar 1.4 dibawah ini.

4. Penguat Daya (Power Amplifier)

Penguat daya (power amplifier) atau biasa disebut juga penguat akhir merupakan bagian dari audio amplifier yang dapat menghasilkan daya yang cukup besar, sehingga getaran-getaran listrik atau sinyal yang terjadi cukup besar. Daya yang dihasilkan memiliki satuan Watt yang kemudian daya ini digunakan untuk menggerakkan membran loudspeaker sehingga dapat menghasilkan suara.

Penguat daya ini memiliki 4 sistem, yaitu:

a. System trafo balance, yaitu penguat daya yang outputnya menggunakan trafo. Misalnya trafo OT 240, OT 246. Adapun skema rangkaian system ini dapat dilihat pada gambar 1.7 berikut ini.

b. Sistem OTL (Output Transformer Less) yaitu penguat akhir yang outputnya menggunakan kapasitor. Sebagai contoh menggunakan kapasitor IC STJ 016.

c. System OCL (Output Capasior Less) yaitu penguat akhir yang tidakmenggunakan kapasitor atau trafo. Sebagai contoh menggunakan IC STK 50 atau STK 70.

d. System BTL (Balance Transforfer Less/budge transformer less), yaitu penguat akhir yang outputnya diambil dari dua unit penguat yang dijadikan satu.contohnya menggunakan IC LA 4440. cirri rangkarian BTL ini adalah kaki loudspeaker tidak terhubung dengan ground.

5. Loudspeaker (Alat Suara)

alat suara (loudspeaker) memiliki fungsi sebagai pengubah getaran listrik menjadi getaran mekanik (bunyi) dari membrane speaker.

1 comment:

Alfariz Perdana said...

thanks infony.....

slesai jg tgasny......